"sebuah kehormatan berada dinegara beragam. banyak suku banyak budaya banyak keragaman. ras bukan soal berbeda namun itulah nusantara yang disatukan dari berbagai keragaman. kelas bukan disandingkan dari kasta lagi, keindahan bukan didasarkan atas warna kulit lagi namun cermin dari jiwa dan karsa yang tulus untuk mengabdikan diri." -(Sang mutiara hitam dari timur)
Sebuah intisari kutipan yang saya dapatkan dari sebuah acara realityshow bersama sang mutiara hitam dari timur.
Miris melihat pemberitaan dimedia masa saat ini, keragaman seolah tak dapat disamakan lagi. Seolah meletakan diri diatas dipersimpangan sudut jalan untuk memilih lajur kanan ataulah kiri. Kehormatan dari keilmuan adalah untuk mengrti dan saling memahami. Bukan berprilaku frontal menunjukan inilah yang paling benar.
Ketika jihad dilandasi dengan kematangan berfikir dan bukan hanya teori, pasti setiap hal bisa teratasi. Entahlah apakah kelembutan telah menjadi suatu hal yang tabu dimasa ini?
Setiap manusia pasti ingin menemukan kebaikannya, menuntut hak dan merasa marah itu adalah kodrat. Keinginan untuk menang sendiri itulah yang penyakit. Dari sinilah untuk mulai berbenah.
Kali ini dasar hukum negeri ini seakan tak nampak lagi. Semakin tergerus dengan istilah one vote one choise. Bukan lagi "permusyawarahan dalam pengambilan kebijakan".
Jadi jangan salahkan hamba yang tak menjadi dipilih.
Bukan berarti sok nasionalis, bukan berarti sok kritis dan panling mengerti. Hanya saja sangat sulit sekarang untuk dapat mengabdikan diri. Apakah harus melalui jalur kolusi dan nepotisme walau hanya untuk menjadi abdi???
Entahlah semoga lekas sembuh wahai sang ibupertiwi. Menutup pilu, menjadi subur, kembali berjaya dan terus maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar