Rabu, 30 November 2016

Sugeng Ambal Warsa

Menyelesaikan tulisan yang hanya menjadi draft sejak ahir tahun lalu.
Menuliskan tentang kisah pertanyaan mendasar dari arti How I'm I?

Setiap tahun pasti bakalan masuk dimasa ngedengerin ungkapan untapan ataukah doa yang berkesan menyudutkan. Masa dimana temen deket keluarga bahkan seoseorang menymapaikan ucapan tak biasa mereka. walau tak banyak yang tau bahwa pada tanggal itu berbeda untuk kita. Ya sebut saja peringatan hari lahir.
Dari doa sebelum makan sampai doa suruh cepet dapet momongan g ketinggalan. *Loh 😏

Daan tak jarang lo entah itu sadar atau tidak ucapan dari mereka itu dapat menyadarkan kita bahwa hari-hari mu itu sudah banyak ditapaki. Bayak cerita, ada saja kejadian serta banyak juga pelajaran. Lalu kira kira seberapa kenal kamu terhadap dirimu sendiri? Apa sih sejauh ini yang sudah kamu dapetin?

Statmen ini saya dapat dari seorang kawan yang waktu itu bertanya. Coba kenalin dong siapa kamu? Fida itu siapa sih? Orangnya yang bagaimana? Dan bla bla...?

Dari sinilah mungkin saya merasa kurang berdamai terhadap diri sendiri. Masih perlu berkenalan lagi, perlu mengakrabkan lagi. Dan perlu lebih tau lagi.

Saya memang sedikit mengenalnya. Dia memanglah pribadi yang lebih menyukai kesendirianya, berdamai dengan keseriusan, hobi dalam tulisan daripada ungkapan. Namun tak ingin melupakan kehidupan sekitar. Dia itu sebenarnya seorang pemikir dan perasa lho walaupun lebih tertutupi dengan ketidakpedulianya. Jadi tak jarang orang mengenal sisi lainnya. Intinya begitulah, tak jauh dari seorang introvet. Baca saja dibanyak artikel, pasti tak jauh beda dengan yang demikian.

Akan tetapi menjadi introvet itu terkadang membosankan.  Perlu banyak beriteraksi, mencoba openmind terhadap pendapat orang lain. Asal jangan over. Tak jarang juga lo seorang yang sangat berambisi untuk menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian justru bertingkah tak wajar. Yaa lebih terkesan aneh. So.. whatever its ur coice. Jangan dirisaukan.

Jadi perbaiki diri, jangan hanya ikutin alur, dan lebih menjadi berani, tapi tetap jangan lupa jatidiri. And the point is so much better.

#janganlupabahagia😉