Sabtu, 30 Januari 2016

Cintailah Pekerjaan Mu -Kerjakanlah yang Kamu Cintai

Ya kembali lagi bekerja. Sebuah catatan Seorang Sarjana yang ditugaskan untuk menjadi penggerak pembangunan di per-desa-an (PSP-3) singkatanya. PSP3 bukan kerabat dari games yg seringkali dimainkan didepan layar monitor. Namun psp3 adalah sebuah program unggulan dari pemerintah dibawah naungan Kementerian Pemuda dan olahraga yang diusung oleh Deputi bagian kepemudaan.  
 
Tugas kami disini menurut jobdesk ada tiga hal yakni pertama seorang sarjana sebagai penggerak, yaitu dapat mengembangkan potensi yang ada di desa baik secara sosial maupun ekonominya. Kedua sorang sarjana sebagai pendamping, tugasnya menjadi fasilitator dan mediator bagi masyarakat akan segala kebutuhannya. Dan garis besar yang ketiga adalah kemandirian. Mandiri disini adalah titik fokus PSP3, menjadikan seorang pemuda yang dapat menciptakan pemberdayaan ekonomi khususnya untuk dirinya sendiri terlebih lagi berdampak positif bagi masyaraat sekitar.
Berwirausaha itu pokok kerjanya. Jadi tuntutan palimg utama seorang psp3 harus memiliki usaha mandiri. Apakah dapat membentuk usaha bersama ataukah individu itu tergantung dari hebit masyarakat setempat.

Dari sini saya menemukan ragam tradisi dimasyarakat. Desa dimana psp3 tinggal memiliki ciri khas masing masing jadi tidak bisa disamakan antara penempatan A dan B. Cara pendekatan bahkan rangkaian kegiatan pun tak bisa di samakan, terlebih lagi mendapatkan masyarakat yang terbilang individualis, perlu trik khusus untuk bisa diterima disisi mereka. ** ujungnya serahkan saja pada waktu biarlah mereka yang mengaturnya  (hha)


Kata kata dalam judul literatur ini bisalah jd  motifasi terhadap apapun yg sedang anda kerjakan. cintai pekerjaan mu dan kerjakan yang kamu cintai. Inget tuhan itu maha tau segalanya maha tau apa yang kamu butuhkan apa yang enggak penting. nikmati proses dan tetap jalankan tugas sebisanya.

Demikian lah cerita singkat psp3 atas usulan sang menteri untuk buku diary kami selama bertugas.

Kamis, 07 Januari 2016

"pertanyaan pertanyaan"

Seorang lulusan baru baik itu dari sebuah universitas terbaik maupun hanya sekedar melanjutkan pendidikan wajib 9 thn seperti yang pernah dianjurkan oleh pemerinah pasti merasakan hal yang sama “apa yang harus dilakukan setelah ini”. Pada umumnya ada tiga hal biasa orang lakukan. Pertama melanjutkan pendidikan. Kedua, cukup memilih untuk mencari pekerjaan, dan yang ketiga, behenti dalam kebimbangan antara lanjut sekolah, kerja atau melanjutkan hidup dengan pasangan pujaan tapi ya itulah biasanya berujung menjadi pengangguran.

Oke, yang akan kita bahas kali ini adalah melanjutkan untuk bekerja. Orientasi setiap orang adalah bagaimana kehidupan dapat terus berjalan, salah satu pilihan adalah berkarya untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Kebanyakan dunia kerja saat ini tidak lagi mementingkan latar belakang pendidikannya, yang lebih utama adalah hard skils keahlian apa yang ditawarkan sehingga dapat di terima dalam sebuah perusahaan atau sebuah relasi yang menjanjikan yang bisa mengantarkan di sebuah instansi ternama.

*Pencarian kerja

Kembali lagi berkaitan dengan pencarian pekerjaan. Pernahkah anda melalui masa dimana anda harus mencari informasi lowongan pekerjaan terbaru hingga disudut laman media masa, ataukah sampai mengikuti sebuah short course hanya untuk memahami seperti apa tahapan yang harus dilewati untuk mendapatka sebuah pekerjaan.

Jika “ya” itu tandanya anda sempat mengerti dimana letak informasi lowongan pekerjaan berada. Dan apabila “tidak” berarti anda kurang mengikuti trend para penjari kerja. :/? 
*A job questions

Dalam tahapan seleksi dibidang apapun sebelum kita bekerja baik itu formal ataupun informal pasti ada tahapan job intervew. Berderet pertanyaan dari yang kita anggap penting hingga pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting pasti akan ditanyakan disanya. Rata-rata pertanyaan yang muncul adalah perihal latar belakang, permasalahan pribadi dan sedikit berkaitan dengan apa kemampuan yang dimiliki. Biasanya pertanyaan ketiha ini salah satu pertanyaan yang dapat menyakinkan sang penguji.

Salah satu pertanyaan yang saya ingat adalah ketika saya mengikuti sebuah short course perbankan syariah yaitu, ketika interview pada salah satu perbankan

“Masalah tersulit apakah yang pernah anda rasakan selama hidup anda?”
Berbagai macam jawaban dari setiap peserta, dari permasalahan trauma setelah ditinggalkan kekasih, permasalahan sulitnya sekripsi, permasalahan financial keluarga, dan permasalahan menjadi seorang lulusan baru yang setiap saat mendapatkan tututan oleh lingkungan karena belum bisa berkarya dibalik gelar sarjananya.

Dari sini saya mulai menyadari ternyata setiap tangga kehidupan itu pasti ada sebuah permasalahan untuk dihadapi dan diselesaikan sehingga dapat terlewati hingga akhir. Dari kecil kita sudah melewati banyak rintangan, mulai jatuh bangun ketika belajar berjalan hingga dapat berlari kencang. Kemudian ketika berada di bangku sekolah untuk naik kelas selalu saja ada ujian hingga tiba pada pertanyaan kapan lulus. Ketika lulus pasti akan ada lagi pertanyaan kamu sekarang kerja dimana? dibagian apa? Padahal masih dalam proses pencari"an, dan ketika mendapatkan pekerjaan bakan aja lagi yang bertanya “Loh kok kerjanya disana bukan disini?” Setelah itu ada lagi pertanyaan kapan menikah? Berlajut kapan punya anak? Dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang membutuhkan jawaban dikala kita sendiri belum siap.

Itulah sebenarnya pertanyaan tidak saja diajukan ketika kita melewati wawancara dihadapan HRD di sebuah perusaan. Jadi persiapkan diri untuk menjawab banyaknya pertanyaan di sekitar lingkungan anda. Karena dengan begitu berarti perjalan anda telah dimulai dengan tidak sia-sia.