Selasa, 21 Oktober 2014

Ayam Kok berkoko

Pernah denger nggak sih kalo suara ayam itu punya arti?
 
Setiap sepekan pasti ketemu hari minggu. Nah ketika malam minggu tiba pasti dan memang sudah pasti setiap sudut kota mendadak menjadi ramai and nguantree. Jalanan menjadi padat merayap-rayap bejibun kendaraan keluar, entah apa tujuan mereka yang jelas mayoritas ingin merayakan ahir pekan untuk bersama dengan orang yang mereka kehendaki.

Di sini di kota Yogyakarta, tidak hanya penduduk lokal saja yang memenuhi jalanan raya. Pengakuan dari seorang kawan yang berasal dari luar kotapun memang sengaja mengunjungi kota ini hanya untuk menghabiskan ahir pekanya. Ya sudah pantas kalo jalanan menjadi seperti itu. Hanya sekedar saran buat kalian yang tak ingin menyia-nyiakan kesabaran mendingan mengurung diri saja dirumah, toh pasti ada saja hal yang menarik untuk dikerjakan selain ikut bermacet-macet ria. Keika memang kalian tidak memiliki hobi melewati musim macet sih.

Selain maceet malam minggu tidak hanya identik dengan keramaian. Malam minggu juga akan lebih cepat menjelang paginya. Mengapa demikian? Itu katanya dikarena ayam-ayan jago tetangga akan lebih awal merkokok layaknya di pagi buta ketika fajar ingin lewat sesampainya subuh tiba, pasti ayam-ayam ini akan berkokok untuk membangunkan orang-orang dalam tidur lelapnya bukan. Banyak spekulasi mulai bermunculan, argumen yang pernah saya dengar pun aneh kiranya.  

Sebelumnya kita harus tau mengapa ayam berkoko?? Pasti ada alasannya bukan?. Ya alasan dari kenapa ayam di takdirkan untuk berkokok dengan suara khasnya salah atunya adalah untuk membangunkan orang-orang dalam tidurnya. Ayam berkoko juga bisa juga dijadikan penanda. Dalam mitos jawa, ayam berkokok pada sore hari memiliki arti bahwa akan ada seorang gadis yang akan hamil muda dalam tanda kutip. Tidak akan saya jelaskan kebenarnaya, namun ketika masyarakat sudah percaya, entah bagaimana kebiasaan akan saja diyakini keberadaanya. Seperti itulah ketika hari minggu tiba, akan lebih sering ayam ini berkokok ketika waktu masih dikatakan senja. Padahal sudah sering juga ayam berkokok di awal waktunya. Yah itu mungkin hanya perasaan mu saja atau hanya kebetulan belaka.

Dalam teologi agama. Khususnya agama Islam ayam berkoko memiliki makna yang berbeda. Dikatakan bahwa apabila ayam berkokok itu artinya penanda baik karena ia sedang melihat cahaya malaikat yang sedang turun ke bumi, karena ayam bisa merasakan apa yang tidak dapat dirasakan oleh manusia mestinya. Itulah mengapa di spertiga malam atau ketika menjelang fajar hingga subuh ayam selalu mulai berkoko. Dalam agama Islam waktu-waktu tersebut adalah waktu mustajab atau diutamakan untuk memanjatkan do’a dan beribadah kepada Yang Maha Kuasa. 

untuk yang di pertengahan malam referensi utamanya hanya ada pada sebuah legenda cerita rakyat jawa yang mengisahkan tentang keinginan rorojograng yang meminta dibikinkan seribu candi untuk sebagai syarat pengajuan lamaran dari seorang pria, yang katanya pria tersebut adalah anaknya. namun dia tak menghendakinya, maka kala itu di pertengahan malam ia membangnkan seluruh ayam untuk memberikan tanda bahwa fajar akan segera tiba.

Cerita ini hanya legenda, dan beberapa mitos yang sungguh dapat menyesatkan pikiran kita. Dimana saat kita yang seharusnya memanjatkan do’a eh malah menggunjing orang yang tak tau asal muasalnya.

Jumat, 17 Oktober 2014

Bukan Musim Hanya se-deretan Riwayat yang Biasa

          Asrep *sudah waktunya kadaluarsa.
Maaf kan dia yang terlalu naif untuk mengatakan “ya”
Yang terlalu tak peduli untuk merasa “suka”
Yang selalu menanyakan apa itu esensi dari kata “sayang-nya”
Yang tak pernah ingin mengerti hanya ingin dimengerti

cukup,. tidak untuk selanjutnya jika masih diberi kesempatan untuk dirimu kembali
Mungkin dia akan mulai meminta tanpa harus menawarkan untuk diberi.
Terimakasih akan kasihmu yang lalu
Terlalu bodoh dibalik pemikiran yang harus bisa dicerna
Dan mungkin hanya kamu lah saat ini yang mulali bisa tinggal disisinya
Yang berani mengalahkan besarnya gengsi Tanpa harus dia berfikir panjang lagi
Ia  mulai cemburu dengan kesibukanmu
dan mulai resah menunggu kabarmu
serta mulai dan mulai lagi mencoba sepenuhnya memberikan rasa sukanya hanya untuk mu.

Barisan aksara, yang sudah kerap kali dibicarakan anak muda, bukan hanya anak muda mungkin, lebih teparnya seorang manusia yang memiliki kepekaan lamban selamban siput yang berjalan di padang pasir. Mereka akan merasa ketika orang yang selalu ada telah tak disisihnya.  ketika mereka dilanda dilema karena “cinta”, penyesalan harapan pasti tak pernah telat membarisi runtutan do’anya.

Walaupun Cinta tak pernah lelah untuk selalu berkata. Karena hidup terlalu bijak untuk menemukan kebahagiaan setiap orang.

Tak lebih dari cukup karena kini orang yang selalu diharapkan telah bahagia. Menemukan apa yang menjadi impiannya. Berteman denagan seorang yang lebih setia, lebih peka serta penuh kasih sayang tanpa harus berfikir panjang. Itu lah teguran yang musti difikirkan, karena dia tlah menemukan kenyamanannya yang baru. Sekian harapan itu kiranya memang sudah harus berhenti, ini bukan waktunya lagi. Dukung lah saja lalu cukup lambaikan tangan dan jadikan kenangan terdepan, untuk sewaktu-waktu bisa dijadikan cermin mewah bila di inginkan,  lebih mewah lagi jika untuk dipajang.

Masalalu bukan untuk diulang, karena masa lalu hanya akan menjadi kenangan. Lain lagi dengan mimpi dan harapan, ia akan tergantung tinggal kapan ia ingin digapai.  Begitu juga dengan cinta. Seorang  pernah berkata ketika cinta hanya sementara berarti itu hanya hawa nafsu belaka. Dan ketika cinta itu terbuat pasti ada tanggal kadaluarsanya. Tapi sekali lagi cinta tak mengenal batasaan, berlaku kepada siapa saja dan kapan saja dia mau menghinggapi. Cinta memang bisa membuat orang gila. Tak bisa berfikir sewajarnya. Gelap mata dan lemah kebenaran. Tapi untuk apa ketika cinta datang namun cinta sudah tak membutuhkan cinta. Kata-kata yang dikutip dari sebuah film 5 cm, entah sama atau tidak namun intinya disana memang membicarakan tentang cinta.

Perbincangan semacam ini memang tak kan pernah ada batasnya. Dari orang yang memulai hingga orang yang mengahiri.

Ada sebuah buku dengan judul “cinta empat musim” sampai ada yang sempat menggolongkan musim orang memilih cinta. Buku ini memceritakan beberapa kisah singkat cerita asmara seseorang entah itu cerita karangan atau pun memang berasal dari pengalaman sang penulis. Salah satu dari cerita yang masih bersambung dan belum terbaca chapter selanjutnya adalah cerita yang berjudul “dia, aku dan kamu”. Lebih tepat cerita ini adalah “triangle love” atau cinta segitiga.

Seseorang yang bernama monik mengeluhkan ceritanya dengan sahabatnya sendiri tentang kegalauanya karena sudah empat malam minggu sang pacar tidak menepati janjinya untuk mengajaknya keluar, dengan alasan pekerjaan. Tak disangkanya ternyata sudut ketiga dibalik cinta mereka adalah sahabat dibalik teman curhatnya sendiri.

Walaupun cerita ini hanyalah fiktif belaka namun tak dapat dipungkiri kala cerita ini benar-benar nyata sering terjadi di seantero nusantara bahkan banyak Novel yang mengangkat tentang kisah cinta segitiga. Perselingkuhan sudah bukan lagi wacana, namun cerita menarik yang memiliki puncak cerita yang apik.

Layaknya permainan petak umpet yang dilakukan anak-anak. Seaman dan senyamannya dia bersembunyi pasti akan ditemukan juga, walaupun tak dapat diketemukan ada kalanya dia yang akan menunjukan dirinya sendiri karena bosan terlalu lama bersembunyi.

Cerita ini berasal dari ruang yang berbentuk segitiga. Sudah dikenal pasti dalam pelajaran matematika. Segitiga memiliki tiga sudut, yang setiap sudut pasti memiliki ukuran masing masing tergantung segitiga mana yang dipilih. Sudut jalan misalnya, pasti jalan tersebut tidak terlepas dengan tikungan, dimana setiap tikungan pada pinggir-pinggiran jalan merupakan tempat strategis dan mudah dikenali. Orang akan lebih mudah menemukannya, mengingatnya serta 1% sisa adalah kemungkinan untuk salah arahnya. Di lain sisi setiap tikungan pasti akan sering ditemukan rambu-rambu yang menyatakan untuk berhati-hati karena rawan terjadi kecelakaan ataupun semacamnya yang membahayakan kenyamanan berkendara dan keselamatan nyawa manusia. Begitulah kira-kira pengistilahan yang sempat mampir lewat terkit iklim pribumi kali ini. Terserah bagi siapapun yang akan menafsirkan seperti apa, karena ini hanya sebuah tulisan sahaja


#memoofurlife